Sabtu, 12 Desember 2015

shalat sunnah

Tidak ada komentar:
SHALAT SUNAH

Makalah ini diajukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Fiqih  semester II tahun ajaran 2014/2015
Di bawah bimbingan Halil Thahir M.hI
MAKALAH


oleh:
Umi Kulsum (933600514)
PROGRAM STUDI AKHLAK TASAWUF
JURUSAN USHULUDDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2015



1.      PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
                Ibadah shalat merupakan  suatu amalan wajib bagi seluruh umat islam.
Allah memerintahkan shalat fardhu lima waktu, yaitu subuh, dhuhur, ’ashar, maghrib ,isya’, subuh. Kelima shalat ini harus dilakukan oleh orang islam yang sudah baligh.
                Selain shalat fardu, Allah juga memerintahkan untuk melakukan sholat sunnah yang bisa membantu menyempurnakan amalan shalat fardhu. Shalat sunnah itu sendiri di bagi menjadi dua jenis, sunnah rawatib dan sunnah ghairu rawatib dengan amaliah masing-masing .
                Makalah ini akan menjelaskan dan memberi gambaran amaliah sholat-sholat yang terdapat pada sunnah rawatib dan ghairu rawatib. Yang bermaksud memberi pemahaman atas pentingnya sholat-sholat sunnah tersebut.


B.     Rumusan Masalah
                Dari latar belakang yang diuraikan sebelumnya, berikut ini rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini:
1.      Apa pengertian dari shalat sunnah?
2.      Apa saja pembagian dan macam-macam shalat sunnah?




II. PEMBAHASAN
           Shalat sunnah merupakan semua shalat selain shalat fardhu lima waktu, shalat jum’at, shalat jenazah dan apabila dikerjakan hukumnya sunnah. Sedangkan yang dimaksud hukumnya sunnah ialah,
السنة: هو ما يثا ب فا علها ولا يعا قب تا ر كها
sesuatu amalan yang apabila dikerjakan,pelakunya mendapat pahala dan apabila ditinggalkan yang maningalkannya tidak berdosa.[1]
Shalat sunnah ini dibagi menjadi dua bagian [2]:
A.    Shalat Sunnah Rawatib
           shalat sunnah yang menyertai shalat Fardhu baik dikerjakan sebelum Shalat Fardhu ataupun dikerjakan sesudahnya. Shalat Rawatib yang dikerjakan sebelum shalat Fardhu disebut shalat qabliyah, dan yang dikerjakan sesudah Shalat Fardhu disebut shalat ba’diyyah.[3] Shalat rawatib ini ada dua macam:
a.       Shalat sunnah rawatib muakad
Yaitu shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu yang di kuatkan atau shalat sunnah yang selalu dikerjakan Rasululloh dan jarang ditinggalkannya.[4] Terdiri dari sepuluh raka’at yang terbagi atas:
1.      Dua raka’at sebelum subuh
2.      Dua raka’at sebelum dhuhur
3.      Dua raka’at sesudah dhuhur
4.      Dua raka’at sesudah maghrib
5.      Dua raka’at sesudah isya’ [5]
b.      Shalat sunnah rawatib ghairu muakad
Shalat sunnah rawatib ghairu muakad adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu yang tidak dikuatkan (kadang dikerjakan Rasululloh saw dan kadang tidak dikerjakannya). Maksudnya adalah shalat sunnah yang tidak dianjurkan oleh Rasululloh saw.[6] yang terdiri dari:
1.      Dua raka’at sesudah dhuhur
2.      Empat raka’at sebelum ‘asar dengan dua salaman
3.      Dua raka’at sebelum maghrib
4.      Dua raka’at sebelum isya’[7]


B.     Shalat sunnah Ghairu Rawatib
Yaitu shalat sunnah yang tidak mengiringi shalat fardhu yang terdiri dari:
1.      Shalat witir
               Shalat witir artinya shalat ganjil( satu raka’at, tiga raka’at, lima raka’at, tujuh raka’at, sembilan raka’at, sebelas raka’at). Sekurng-kurangnya satu raka’at dan sebanyak-banyaknya sebelas rakaat. Dilaksanakan sejak sesudah shalat Isya’ sampai menjelang fajar shalat subuh.[8]
2.      Shalat tarawih
Shalat tarawih adalah shalat yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Waktu pengerjaan shalat tarawih adalah sejak masuk waktu shalat isya’ sampai waktu fajar dalam setiap malam bulan Ramadhan. Dengan jumlah raka’at dua puluh.[9]   
3.      Shalat dhuha
Shalat Duha dikerjakan pada waktu metahari sudah beranjak naik sekitar satu tombak (sekitar 07.00 WIB, matahari setinggi sekitar 7 hasta) hingga menjelang waktu shalat dhuhur. Pelaksanaan shalat dhuha paling sedikit 2 raka’atdan paling banyak 12 raka’at dengan cara setiap dua raka’at satu salam.[10]
4.        Tahiyyatul Masjid
Tahiyyatul Masjid ialah shalat menghormati masjid. Shalat ini di sunnahkan untuk orang yang masuk ke masjid, sebelum ia duduk yaitu sebnyak dua raka’at.[11]
5.      Dua shalat Hari Raya
         Yaitu Hari raya idul Fitri yang dilaksanakan tanggal 1 Syawal dan hari raya Idul Adha shalat Id yang dilaksanakan pada tanggal 10 dzulhijjah. Shalat ini berlaku untuk laki-laki dan perempuan.[12]
6.      Sholat dua gerhana (khusufain)
Yaitu sholat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadigerhana matahari dan bulan. shalat gerhana bulan disebut shalat sunnah likhusufil qamar . dan jika terjadi gerhana matahari, maka shalatnya likusufisy syamsi kedua sholat ini hukumnya sunnah muakadah.
         Shalat gerhana dapat dilaksanakan dua cara. Pertama, shalat gerhana dilakukan dua raka’at, dengan cara-cara shalat sunnah biasa. Cara shalat seperti ini sudah dikatakan sah. Kedua, shalat gerhana dilaksanakan dua raka’at, dan masing-masing raka’at membaca surah Al-Fatihah dua kali dan rukuk juga dua kali. Cara kedua ini paling utama.[13]
7.      Shalat Istisqa’ (Memohon Hujan)
Shalat Istisqa’ adalah shalat sunnah dua raka’at dan berdo’a minta turunnya air hujan pada saat kekeringan akibat kemarau panjang. Disunnahkan untuk dilaksanakan berjama’ah.[14]
8.      Shalat tahajjud
Shalat sunnah tahajjud merupakan shalat sunnah yang langsung diperintahkan Allah SWT di dalam Al-Qu’an.
ومن ا ليل فتهجة به نا فلت لك عسى ان يبعثك ربك مقا ما محمودا
Artinya:
“dan dari sebagian malamhendaklah engkau melaksanakan shalat tahjjud sebagai tambahan bagimu, semoga Allah membangkitkan kamu ditempat yang terpuji”.surah Al-Isra’ ayat 79.[15]
.



















III. KESIMPULAN
Peutup
          Shalat sunnah di tempat yang tersbunyi lebih utama. Oleh sebab itu, shalat (sunnah) di rumah masing-masing lebih baik dari pada di masjidsabda Rasulullah saw:
عن زيد بن ثا بت ان النبى صلى الله عليه ؤسلم  قا ل افضل االصلا ة صلا ة المرء فى بيته الا المكتوبة
Dari Zaid bin Stabit,” Sesungguhnya Nabi saw. telah berkata,’shalat yang sebaik-baiknya ialah shalat seseorang di rumahnya, kecuali shala fadhu yang lima’.”
Pekerjaan yang terpenting dalam agam Islam adalah shalat, dan yang . pertama dihisap adalah shalat . allah berfirman,’lihatlah olehmu salat hamba-Ku.’ Maka jika ia sempurna ditulis sempurna. Dan jika ia kurang, Allah berfirman,’ adakah bagi hamba-Ku shalat sunnah?’ maka jika ada padanya shalat sunnah, disempurnakanlah yang wajib dengan sunnah.’












DAFTAR PUSTAKA
Rasjid ,Sulaiman. Fiqih Islam.Bandung: sinar Baru Algensindo.2009.
Abyan ,Amir.Fiqih. semarang: PT Karya Toha Putra
Sholikhin, Muhammad .Panduan shalat .Jakarta:Erlangga.2012.
Abduljabbar, ‘umar. mabadi ulfiqhiyyah juz 3. jawa tengah:ibnu sholihin
Helmi, Masdar. Fiqih Shalat.Bandung: Pustaka Media Utama.2004.




[1]‘umar abduljabbar, mabadi ulfiqhiyyah juz 3(jawa tengah:ibnu sholihin), 6
[2] Ibid., 38
[3]  Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam(Bandung: sinar Baru Algensindo,2009 ), 148
[4] Amir Abyan,Fiqih(semarang:PT Karya Toha Putra), 129
[5]  Masdar Helmi, Fiqih Shalat(Bandung: Pustaka Media Utama,2004)
[6] Amir Abyan,Fiqih.
[7] ‘umar abduujabbar, mabadi’fiqih juz 3.,39
[8] Sulaiman Rasyi, Fiqih Islam.,148
[9] Muhammad sholikhin, Panduan shalat(Jakarta:Erlangga, 2012),164-165
[10] Muhammad sholikhin, Panduan shalat.,131
[11] Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam.,146
[12] Sulaiman Rasjid., 135
[13] Muhammad sholikhin, Panduan shalat.,154
[14] Ibid.
[15] Muhammad sholikhin, Panduan shalat., 137-138

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top