Sabtu, 12 Desember 2015

TERAPI DZIKIR UNTUK PENGOBATAN JIWA DAN FISIK

Tidak ada komentar:
 TERAPI DZIKIR UNTUK PENGOBATAN JIWA DAN FISIK
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas  mata kuliah  
Tasawuf akhlaqi tahun ajaran 2015/2016
Dosen pengampu: Imam Masrur, M.Th.I, CHt,CI
MAKALAH



Disusun oleh:
Umi Kulsum (933600514)
PROGRAM STUDI AKHLAK TASAWUF
JURUSAN USHULUDDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
 (STAIN) KEDIRI
2015
TERAPI DZIKIR UNTUK PENGOBATAN JIWA DAN FISIK
I.                   PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi yang dituntut serba cepat dan modern ini, permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari semakin beragam, sehingga dapat menimbulkan tekanan yang mengakibatkan penyakit fisik dan jiwa.
Banyak pasien yang berobat dengan keluhan fisik yang sudah tidak bisa diobati dokter, namun banyak pula pasien yang datang karena permasalahan kehidupan maupun kegoncangan jiwa. Pada dasarnya, penyakit fisik yang diderita pasien bisa disebabkan oleh pola hidup yang tidak teratur, pola makan yang tidak diperhatikan, serta stres.
Bedzikir merupakan salah satu anjuran agama untuk selalu mengamalkannya dan dapat menentramkan hati yang melafaldkannya. Tentunya bagi setiap orang yang menghayatinya.Oleh karena itu, dalam makalah ini bagaimana terapi dzikir dapat mengobati penyakit jiwa maupun fisik pada manusia trsebut.

B.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang di uraikan sebelumnya, berikut ini rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini:
1.      Apa manfaat dari dzikir?
2.      Bagaimana manfaat berdzikir untuk kesehatan tubuh?
3.      Bagaimana hubungan pelafalan huruf dan jaringan saraf otak manusia?


II.                PEMBAHASAN
A.    Manfaat dari Berdzikir
Pada saat orang-orang arif menemukan bahwa dzikir adalah jalan yang dapat menyampaian kepada Allah, mereka sibuk-sibuk malam mauoun siang dengan berdzikir.hati mereka tidak pernah lepas dari Zat yang dicintainya.dalam dzikir, mereka menemukan kelezatan yang tiada bandingnya[1].
Di dlam buku manfaat dzikir untuk kesehatan saraf,  dijelaskan bahwa seorang ahli hadist terkenal, al- Hafizh Ibn al- Qayyim menulis sebuah kitab yang berjudul al-Wabil al-Shayyib. Dalam kitab itu ia berbicara secara panjang lebar tentang manfaat dzikir yang akan dirasakan manusia, di antaraya:
1.      Dzikir akan menimbulkan kecintaan kepada Allah SWT.
2.      Dzikir menurupakan media untuk kembali kepada Allah ta’ala.
3.      Dzikir akan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
4.      Dzikir akan meningkatkan derajat manusia disisi Allah SWT.
5.      Cahaya dzikir itu akan selalu menyertainya baik ketika hidup di dunia, di alam kubur, maupun kelak saat ia akan berjalan melintasi Shirat.[2]
Keutamaan dzikir dan keistimewaan orang-orang yang selalu berdzikir juga banyak disebutkan dalam Hadist Nabi, diantaranya:
1.      Barang siapa ditimpa kedukaan dan keresahan, perbanyaklah mengucapkan “laa hawla walaa quwwata illa billaah”
2.      Barang siapa yang terbiasa membaca istigfar, maka Allah akan memberinya jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapinya dan jalan keluar dari setiap keresahannya, serta memberikan rizki dari jalan yang tiada terduga(HR.Abu Dawud). [3]
B.     Manfaaat dzikir untuk kesehatan saraf
Banyak ilmuwan dan ahli kedokteran yang mencoba meneliti hubungan antara do’a atau dzikir dan kesehatan manusia.
Dadang Hawari menyebutkan beberapa diantaranya:
1.      Penelitian yang dilakukan oleh GW. Comstock dan kawan-kawan(1972) seperti yang dimuat dalam journal of chonic Disease menyatakan bahwa orang-orang yang melkukan kebiasaan keagamaan secara teratur dan terbiasa memanjatkan do’a kepada Tuhan mereka,ternyata risiko kematiannya akibat jantung koroner lebih rendah 50% sementara kematian akiat paru-paru lebih rendah 56%, kematian akibat penyakit hati lebih rendah 74%, dan kematian akiabat bunuh diri lebih rendah 53% dibanding orang-orang yang jarang melakukan aktivitas keagamaan secara rutin.[4]
2.      Penelitian yang dilakukan iluwan Larson dan kawan-kawan (1989) terhadap pasien yang memiliki masalah tekanan darah tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki gejala hipertensi, diperoleh kenyataan bahwa komitmen agama kelompok kontrol lebih baik dan dikemukakan bahwa, kegiatan agama seperti do’a dan dzikir mencegah seseorang dari hipertensi.
3.      Penelitian Levin dan Vanderpool (1989) tehadap penyakit jantung dan pembuluh darah  menemukan bahwa kegiatan agama akan memperkecil resiko seseorang menderita penyakit jantungdan pembuluh darah.
Hubungan antara anggota tubuh dan jaringan saraf manusia : saraf merupakan pusat segala aktivitas kehidupan. Boleh saja seorang ahli jantung mengklaim bahwa jangtung merupakan orgn paling vital bagi kehidupan, demikian pula ahli mata, telinga, kulit, ginjal, atau hati. Masing-masing ahli akan menunjukkan bahwa organ yang dipelajarilah yang paling vitl. Namun, perhatikanlah semua organ itu tidak akan berfungsi bila jaringan saraf mengalami kerusakan. Ini berkaitan erat dengan aktivitar berdzikir akan mempengaruhi otak, dan selanjutnya melalui otak terjadi perbaikan fungsi organ-organ lain.[5] Juga dapat meningkatkan pencapaian tingkat spiritualitas yang tinggi.[6]
C.    Hubungan Pelafalan Huruf dan Jaringan Saraf Otak Manusia
Otak manusia berada di dalam tempurung tengkorak yang sangat keras. Otak terdiri atas jaingan dengan aneka jaras (seperti kabel instalasi listrik), zat-zat neorokimia(melalui jalur inilah proses penyembuhan diri berlangsung), serta pembuluh darah besar dan kecil dengan cabang-cabangnya yang halus. Struktur otak sendiri tidak memiliki serabut nyeri. Namun, dinding pembuuh darah pada selput otak yang melingkupi otak mengandung saraf-saraf reseptor ( yang menerima rangsang nyeri) . otak melakukan persepsi dan asosiasi dari suatu rangsang nyeriyang dihantarkan melalui jaras (kabel) menuju otak untuk ditafsirkan apakah jenis rasa nyeri itu, kuantitasnya dan juga kwalitasnya.[7]
            Otak memiliki mekanisme pertahanan yang secara otomatis akan langsung bekerja ketika kelangsungan hidupnya terancam. Mekanisme pertahanan itu bekerja melalui zat Neorokimia yang rumit dan pembuluh darah otak. Otak sangat peka terhadap perubahan tekanan yang terjadi di dalam tengkorak. Bila ada tumor atau pendarahan didalam otak, sedangkan ruangan di dalam terngkotak terbatas, maka “massa baru” ini bila dibiarkan akan mendesak jaringan otak ebawah yang akan mengakibatkan kematian, karena stasiun atau pusat yang mengatur fungsi vital seperti pernapasan tidak berfungsi. Namun Allah telah memberikan kemampuan khusus pada otak untuk menghadapi kedaan seperti itu. Allah memberikan mekanisme pertahanan berupa kemampuan pembuluh darah otak untuk mengubah volume dalam tengkorak agar otak tidak terdesak.[8]

Pada saat pembuluh darah menyempit, pembuluh darah mengecilkan volume darah dalam otak sehingga volume otak diusahakan mendekati tetap.
            Dilihat dari tinjauan ilmu saraf,terdapat suatu hubungan antara aliran udara pernapasan keluar yang mengandung CO2 dan proses yang rumit didalam otak berdasarkan pengamatan, pengalaman empiris, dan studi literatur, disimpulkan bahwa ada hubungan yang erat antara pelafalan huruf pada bacaan dzikir dan tampilan klinis(kondisi fisik dan psikis seseorang).
            Sering disaksikan terjadi perubahan yang cukup besar kearah penyembuhan pada pasien-pasien yang tebiasa berdzikir dengan khusuk  dibanding pasien lain yang tidak pernah berdzikir atau dzikirnya asal-asalan sekalipun keduanya memiliki penyakit yang sama..
            Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Arman Yurisaldi Saleh, terdapat beberapa pasien yang terbiasa mendzikirkan kalimat tauhid laa ilaha illaah dan kalimat istigfar ketika mengalami sakit, ternyata proses penyembuhan lebih cepat dibanding pasien lain yang tidak berdzikir. Kedua kalimat itu di kenal luas oleh kaum muslimin. Nyaris semua umat Islam mengetahuidan melafaldkannya. Sebenarnya apa keutamaan kedua kalimat itu sehingga sering didzikirkan oleh kaum muslimin? Mengapa mereka memilih kedua kalimat itu?
Klaimat pertama mengadung makna pengakuan dan penegasan kita akan ke esaan Allah dan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Sementara kalimat kedua mengandung pengakuan akan segala dosa dan kesalahan kita sehingga kita dengan segenap kerndahan hati, memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa.[9]
            Sebagai seorang dokter dan ilmuwan saraf, Arman selalu berfikir dari sudut pandang ilmu kedokteran modern.  Setelah melakukan berbagai kajian dan analisis, Arman menemukan adanya hubungan yang jelas antara pelafalan laa ilaha illaah dan astagfirullaahal’adzim dengan mekanisme otak dan jaringan saraf ditinjau dari kajian neurokimia(hubungan antara saraf dan zat kimia di dalam otak).
Namun dzikir itu harus dilafalkan dengan baik dan benar yaitu sesuai tajwid.
Hubungan antara ilmu tajwid dengan pelepasan karbondioksida
Berdasarkan pada penjelasan ilmu tajwid,dapat di uraikan bahwa kalimat laailaha illallaah dan astagfirullah mengandung rahasia yang luar biasa.
Unusur-unsur aailaha illallah didalamnya ada huruf jahr yang diulang tujuh kali, yaitu huruf lam, dan didalam astagrifullah terdapat huruf ghayn,ra dan dua buah huruf lam sehigga ada empat huruf jahr yang harus dilafalkan dengan keras dan mengakibatkan udara yang keluar dari paru melalui mulut lebih banyak dibandingkan dengan kalimat dzikir yang lain.
            Dengan demiian, dari kajian olmu tajwid, mendzikirkan kedua kalimat itu akan mengeluarkan CO2 lebih banyak saat udara keluar dari mulut,.
            Pembuluh darah di otak ketika seseorang melakukan dzikir secara intens dan khusuk seraya memahami artinya, akan membuat aliran CO2 yang keluar dari pernapasan terutama ketika melafalkan huruf lam dengan benar. Engucapan kalimat dzikir ini akan mengakibatkan kadar CO2 di dalam otak secara teratur menurun jumlahnya. Secara kimiawi, hal ini mengakibatkan diameter dinding pembuluh darah cenderung mengecil.
            Pengecilan diameter pembuluh darah ini hanya terjadi sesaat, karena keadaan ini akan menurunkan jumlah aliran darah pada jaringan otak.  Tubuh akan menunjukkan kemampuan refleks kompensasi. Bagaimanakah proses ni terjadi?
            Ketika pembuluh darah di dalam otak mengalami  penyempitan, pasokan darah keotak menurun sehingga otak kekurangan oksigendan glukosa yang penting untuk otak. Dalam kedaan yang seperti itu tubuh secara otomatis akan berusaha memenuhi kebutuhan pasokannya. Hanya ada satu upaya praktis yang bisa dilakukan dalam keadaan seperti itu, yakni memasukkan oksigen sebanyak-banyaknya kepada otak. Dengan cara itu, tubuh menghirup oksugen sebanyak-banyaknya ,Sehingga pembuluh darah melebar dan bisa mengantarkan oksigen ke dalam otak. Mekanisme itu secara otomatis akan meningkatkan volume aliran darah.
            Penurunan kadar oksigen dan glukosa yang disebabkan oleh turunnya psokan aliran darah setelah pengecilan pembuluh darah, secara otomatiis akan memunculkan reaksi tubuh untuk mendapatkan oksigen sebanyak-banyaknya yaitu menguap. Ketika seseorang menguap, terjadi penyedotan oksigen yang sebagian besar (80%) disuplai kedalam otak yang relatif kekurangan oksigen. Selanjutnya oksigen dlam jumlah besar mengalir menuju seluruh bagian otak. Tentu saja, otak telah mengukur dan menakar oksigen yang dibutuhkannya. Suplai oksigen yang cukup bsar itu akan merevitaisasi seluruh bagian otak sehingga otak kembali segar.










III.             PENUTUP
Banyak sekali manfaat dari bedzikir bagi manusia entah itu mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan kekebalan jiwa. Umat muslim sangat dianjurkan untuk melakukannya. Dengan benar-benar khusuk dan rutin. Itu akan membantu keistiqomahan kita dalam beribadah kepada Allah. Manfaat dekat dengan Allah dan sehat jasmani maupun jiwa akan diperoleh.
















DAFTAR PUSTAKA

Ahmad ,Tafsir.zikrullah.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2013
Arman ,Yurisaldi. Berdzikir untuk Kesehatan Saraf.Jakarta:Zaman.2010
Subandi.Psikologi Dzikir.Yogjakarta: Pustaka Pelajar.2009



[1] Ahmad Tafsir, zikrullah(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013),149.
[2] Arman Yurisaldi, Berdzikir untuk Kesehatan Saraf(Jakarta:Zaman,2010),33.
[3] Ibid.,34
[4][4] Ibid.,36
[5] Ibid.,37
[6] Subandi,Psikologi Dzikir(Yogjakarta: Pustaka Pelajar,2009),235.
[7] Arman Yurisaldi, Berdzikir untuk Kesehatan Saraf.,43
[8] Ibid.,47
[9] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top