SHALAT SUNAH
Makalah ini diajukan dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Fiqih
semester II tahun ajaran 2014/2015
Di bawah bimbingan Halil Thahir M.hI
MAKALAH
oleh:
Umi
Kulsum (933600514)
PROGRAM STUDI AKHLAK TASAWUF
JURUSAN USHULUDDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2015
1.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ibadah shalat
merupakan suatu amalan wajib bagi
seluruh umat islam.
Allah memerintahkan shalat fardhu lima waktu, yaitu subuh, dhuhur, ’ashar, maghrib
,isya’, subuh. Kelima shalat ini harus dilakukan oleh orang islam yang sudah
baligh.
Selain
shalat fardu, Allah juga memerintahkan untuk melakukan sholat sunnah yang bisa
membantu menyempurnakan amalan shalat fardhu. Shalat sunnah itu sendiri di bagi
menjadi dua jenis, sunnah rawatib dan sunnah ghairu rawatib dengan amaliah
masing-masing .
Makalah
ini akan menjelaskan dan memberi gambaran amaliah sholat-sholat yang terdapat
pada sunnah rawatib dan ghairu rawatib. Yang bermaksud memberi pemahaman atas
pentingnya sholat-sholat sunnah tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang yang diuraikan sebelumnya, berikut ini rumusan masalah yang akan
di bahas dalam makalah ini:
1.
Apa pengertian dari shalat sunnah?
2.
Apa saja pembagian dan macam-macam shalat sunnah?
II. PEMBAHASAN
Shalat
sunnah merupakan semua shalat selain shalat fardhu lima waktu, shalat jum’at,
shalat jenazah dan apabila dikerjakan hukumnya sunnah. Sedangkan yang dimaksud
hukumnya sunnah ialah,
السنة: هو ما يثا ب فا علها ولا يعا قب تا ر كها
sesuatu amalan yang apabila
dikerjakan,pelakunya mendapat pahala dan apabila ditinggalkan yang
maningalkannya tidak berdosa.[1]
Shalat sunnah ini dibagi menjadi dua bagian [2]:
A.
Shalat Sunnah Rawatib
shalat sunnah yang
menyertai shalat Fardhu baik dikerjakan sebelum Shalat Fardhu ataupun
dikerjakan sesudahnya. Shalat Rawatib yang dikerjakan sebelum shalat Fardhu
disebut shalat qabliyah, dan yang dikerjakan sesudah Shalat Fardhu
disebut shalat ba’diyyah.[3]
Shalat rawatib ini ada dua macam:
a.
Shalat sunnah rawatib muakad
Yaitu shalat sunnah yang mengiringi shalat
fardhu yang di kuatkan atau shalat sunnah yang selalu dikerjakan Rasululloh dan
jarang ditinggalkannya.[4] Terdiri dari sepuluh
raka’at yang terbagi atas:
1.
Dua raka’at sebelum subuh
2.
Dua raka’at sebelum dhuhur
3.
Dua raka’at sesudah dhuhur
4.
Dua raka’at sesudah maghrib
5.
Dua raka’at sesudah isya’ [5]
b.
Shalat sunnah rawatib ghairu muakad
Shalat sunnah rawatib ghairu muakad adalah
shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu yang tidak dikuatkan (kadang dikerjakan
Rasululloh saw dan kadang tidak dikerjakannya). Maksudnya adalah shalat sunnah
yang tidak dianjurkan oleh Rasululloh saw.[6] yang terdiri dari:
1.
Dua raka’at sesudah dhuhur
2.
Empat raka’at sebelum ‘asar dengan dua salaman
3.
Dua raka’at sebelum maghrib
4.
Dua raka’at sebelum isya’[7]
B.
Shalat sunnah Ghairu Rawatib
Yaitu shalat sunnah yang tidak mengiringi
shalat fardhu yang terdiri dari:
1.
Shalat witir
Shalat witir artinya shalat ganjil( satu
raka’at, tiga raka’at, lima raka’at, tujuh raka’at, sembilan raka’at, sebelas
raka’at). Sekurng-kurangnya satu raka’at dan sebanyak-banyaknya sebelas rakaat.
Dilaksanakan sejak sesudah shalat Isya’ sampai menjelang fajar shalat subuh.[8]
2.
Shalat tarawih
Shalat tarawih adalah shalat yang dilakukan
pada bulan Ramadhan. Waktu pengerjaan shalat tarawih adalah sejak masuk waktu
shalat isya’ sampai waktu fajar dalam setiap malam bulan Ramadhan. Dengan
jumlah raka’at dua puluh.[9]
3.
Shalat dhuha
Shalat Duha dikerjakan pada waktu metahari
sudah beranjak naik sekitar satu tombak (sekitar 07.00 WIB, matahari setinggi
sekitar 7 hasta) hingga menjelang waktu shalat dhuhur. Pelaksanaan shalat dhuha
paling sedikit 2 raka’atdan paling banyak 12 raka’at dengan cara setiap dua
raka’at satu salam.[10]
4.
Tahiyyatul Masjid
Tahiyyatul Masjid ialah shalat menghormati
masjid. Shalat ini di sunnahkan untuk orang yang masuk ke masjid, sebelum ia
duduk yaitu sebnyak dua raka’at.[11]
5.
Dua shalat Hari Raya
Yaitu
Hari raya idul Fitri yang dilaksanakan tanggal 1 Syawal dan hari raya Idul Adha
shalat Id yang dilaksanakan pada tanggal 10 dzulhijjah. Shalat ini berlaku
untuk laki-laki dan perempuan.[12]
6.
Sholat dua gerhana (khusufain)
Yaitu sholat sunnah yang dilaksanakan ketika
terjadigerhana matahari dan bulan. shalat gerhana bulan disebut shalat sunnah likhusufil
qamar . dan jika terjadi gerhana matahari, maka shalatnya likusufisy
syamsi kedua sholat ini hukumnya sunnah muakadah.
Shalat
gerhana dapat dilaksanakan dua cara. Pertama, shalat gerhana dilakukan dua
raka’at, dengan cara-cara shalat sunnah biasa. Cara shalat seperti ini sudah
dikatakan sah. Kedua, shalat gerhana dilaksanakan dua raka’at, dan
masing-masing raka’at membaca surah Al-Fatihah dua kali dan rukuk juga dua
kali. Cara kedua ini paling utama.[13]
7. Shalat Istisqa’ (Memohon Hujan)
Shalat Istisqa’ adalah shalat sunnah dua raka’at dan berdo’a minta turunnya
air hujan pada saat kekeringan akibat kemarau panjang. Disunnahkan untuk
dilaksanakan berjama’ah.[14]
8.
Shalat tahajjud
Shalat sunnah tahajjud merupakan shalat sunnah
yang langsung diperintahkan Allah SWT di dalam Al-Qu’an.
ومن ا ليل فتهجة به نا فلت لك عسى ان يبعثك ربك
مقا ما محمودا
Artinya:
“dan dari sebagian malamhendaklah engkau
melaksanakan shalat tahjjud sebagai tambahan bagimu, semoga Allah membangkitkan
kamu ditempat yang terpuji”.surah Al-Isra’ ayat 79.[15]
.
III. KESIMPULAN
Peutup
Shalat
sunnah di tempat yang tersbunyi lebih utama. Oleh sebab itu, shalat (sunnah) di
rumah masing-masing lebih baik dari pada di masjidsabda Rasulullah saw:
عن زيد بن ثا بت ان النبى صلى الله عليه
ؤسلم قا ل افضل االصلا ة صلا ة المرء فى
بيته الا المكتوبة
Dari Zaid bin Stabit,” Sesungguhnya Nabi saw.
telah berkata,’shalat yang sebaik-baiknya ialah shalat seseorang di rumahnya,
kecuali shala fadhu yang lima’.”
Pekerjaan yang terpenting dalam agam Islam
adalah shalat, dan yang . pertama dihisap adalah shalat . allah
berfirman,’lihatlah olehmu salat hamba-Ku.’ Maka jika ia sempurna ditulis
sempurna. Dan jika ia kurang, Allah berfirman,’ adakah bagi hamba-Ku shalat
sunnah?’ maka jika ada padanya shalat sunnah, disempurnakanlah yang wajib
dengan sunnah.’
DAFTAR PUSTAKA
Rasjid ,Sulaiman. Fiqih Islam.Bandung:
sinar Baru Algensindo.2009.
Abyan ,Amir.Fiqih.
semarang: PT Karya Toha Putra
Sholikhin, Muhammad .Panduan shalat
.Jakarta:Erlangga.2012.
Abduljabbar, ‘umar. mabadi ulfiqhiyyah juz 3. jawa tengah:ibnu
sholihin
Helmi, Masdar. Fiqih Shalat.Bandung: Pustaka Media Utama.2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar