TERAPI DZIKIR UNTUK PENGOBATAN JIWA DAN FISIK
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tasawuf akhlaqi tahun ajaran 2015/2016
Dosen pengampu: Imam
Masrur, M.Th.I, CHt,CI
MAKALAH
Disusun oleh:
Umi
Kulsum (933600514)
PROGRAM STUDI AKHLAK TASAWUF
JURUSAN USHULUDDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2015
TERAPI DZIKIR UNTUK PENGOBATAN JIWA DAN FISIK
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi yang dituntut serba cepat dan modern ini, permasalahan
yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari semakin beragam, sehingga dapat
menimbulkan tekanan yang mengakibatkan penyakit fisik dan jiwa.
Banyak pasien
yang berobat dengan keluhan fisik yang sudah tidak bisa diobati dokter, namun
banyak pula pasien yang datang karena permasalahan kehidupan maupun kegoncangan
jiwa. Pada dasarnya, penyakit fisik yang diderita pasien bisa disebabkan oleh
pola hidup yang tidak teratur, pola makan yang tidak diperhatikan, serta stres.
Bedzikir merupakan salah satu anjuran agama
untuk selalu mengamalkannya dan dapat menentramkan hati yang melafaldkannya.
Tentunya bagi setiap orang yang menghayatinya.Oleh karena itu, dalam makalah
ini bagaimana terapi dzikir dapat mengobati penyakit jiwa maupun fisik pada
manusia trsebut.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang masalah yang di uraikan sebelumnya,
berikut ini rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini:
1. Apa manfaat dari dzikir?
2. Bagaimana manfaat berdzikir untuk kesehatan
tubuh?
3. Bagaimana hubungan pelafalan huruf dan
jaringan saraf otak manusia?
II.
PEMBAHASAN
A. Manfaat dari Berdzikir
Pada saat
orang-orang arif menemukan bahwa dzikir adalah jalan yang dapat menyampaian
kepada Allah, mereka sibuk-sibuk malam mauoun siang dengan berdzikir.hati
mereka tidak pernah lepas dari Zat yang dicintainya.dalam dzikir, mereka
menemukan kelezatan yang tiada bandingnya[1].
Di dlam buku
manfaat dzikir untuk kesehatan saraf,
dijelaskan bahwa seorang ahli hadist terkenal, al- Hafizh Ibn al- Qayyim
menulis sebuah kitab yang berjudul al-Wabil al-Shayyib. Dalam kitab itu ia
berbicara secara panjang lebar tentang manfaat dzikir yang akan dirasakan
manusia, di antaraya:
1. Dzikir akan menimbulkan kecintaan kepada Allah
SWT.
2. Dzikir menurupakan media untuk kembali kepada
Allah ta’ala.
3. Dzikir akan mendekatkan diri kita kepada Allah
SWT.
4. Dzikir akan meningkatkan derajat manusia
disisi Allah SWT.
5. Cahaya dzikir itu akan selalu menyertainya
baik ketika hidup di dunia, di alam kubur, maupun kelak saat ia akan berjalan
melintasi Shirat.[2]
Keutamaan dzikir dan keistimewaan orang-orang yang selalu
berdzikir juga banyak disebutkan dalam Hadist Nabi, diantaranya:
1. Barang siapa ditimpa kedukaan dan keresahan,
perbanyaklah mengucapkan “laa hawla walaa quwwata illa billaah”
2. Barang siapa yang terbiasa membaca istigfar,
maka Allah akan memberinya jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapinya
dan jalan keluar dari setiap keresahannya, serta memberikan rizki dari jalan
yang tiada terduga(HR.Abu Dawud). [3]
B. Manfaaat dzikir
untuk kesehatan saraf
Banyak ilmuwan dan ahli kedokteran yang
mencoba meneliti hubungan antara do’a atau dzikir dan kesehatan manusia.
Dadang Hawari menyebutkan beberapa
diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh GW. Comstock
dan kawan-kawan(1972) seperti yang dimuat dalam journal of chonic Disease
menyatakan bahwa orang-orang yang melkukan kebiasaan keagamaan secara teratur
dan terbiasa memanjatkan do’a kepada Tuhan mereka,ternyata risiko kematiannya
akibat jantung koroner lebih rendah 50% sementara kematian akiat paru-paru
lebih rendah 56%, kematian akibat penyakit hati lebih rendah 74%, dan kematian
akiabat bunuh diri lebih rendah 53% dibanding orang-orang yang jarang melakukan
aktivitas keagamaan secara rutin.[4]
2. Penelitian yang dilakukan iluwan Larson dan
kawan-kawan (1989) terhadap pasien yang memiliki masalah tekanan darah tinggi
dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki gejala hipertensi, diperoleh
kenyataan bahwa komitmen agama kelompok kontrol lebih baik dan dikemukakan
bahwa, kegiatan agama seperti do’a dan dzikir mencegah seseorang dari
hipertensi.
3. Penelitian Levin dan Vanderpool (1989) tehadap
penyakit jantung dan pembuluh darah
menemukan bahwa kegiatan agama akan memperkecil resiko seseorang
menderita penyakit jantungdan pembuluh darah.
Hubungan antara
anggota tubuh dan jaringan saraf manusia : saraf merupakan pusat segala
aktivitas kehidupan. Boleh saja seorang ahli jantung mengklaim bahwa jangtung
merupakan orgn paling vital bagi kehidupan, demikian pula ahli mata, telinga,
kulit, ginjal, atau hati. Masing-masing ahli akan menunjukkan bahwa organ yang
dipelajarilah yang paling vitl. Namun, perhatikanlah semua organ itu tidak akan
berfungsi bila jaringan saraf mengalami kerusakan. Ini berkaitan erat dengan
aktivitar berdzikir akan mempengaruhi otak, dan selanjutnya melalui otak
terjadi perbaikan fungsi organ-organ lain.[5] Juga dapat meningkatkan
pencapaian tingkat spiritualitas yang tinggi.[6]
C. Hubungan
Pelafalan Huruf dan Jaringan Saraf Otak Manusia
Otak manusia berada di dalam tempurung
tengkorak yang sangat keras. Otak terdiri atas jaingan dengan aneka jaras
(seperti kabel instalasi listrik), zat-zat neorokimia(melalui jalur inilah
proses penyembuhan diri berlangsung), serta pembuluh darah besar dan kecil
dengan cabang-cabangnya yang halus. Struktur otak sendiri tidak memiliki
serabut nyeri. Namun, dinding pembuuh darah pada selput otak yang melingkupi
otak mengandung saraf-saraf reseptor ( yang menerima rangsang nyeri) . otak
melakukan persepsi dan asosiasi dari suatu rangsang nyeriyang dihantarkan melalui
jaras (kabel) menuju otak untuk ditafsirkan apakah jenis rasa nyeri itu,
kuantitasnya dan juga kwalitasnya.[7]
Otak
memiliki mekanisme pertahanan yang secara otomatis akan langsung bekerja ketika
kelangsungan hidupnya terancam. Mekanisme pertahanan itu bekerja melalui zat
Neorokimia yang rumit dan pembuluh darah otak. Otak sangat peka terhadap
perubahan tekanan yang terjadi di dalam tengkorak. Bila ada tumor atau
pendarahan didalam otak, sedangkan ruangan di dalam terngkotak terbatas, maka
“massa baru” ini bila dibiarkan akan mendesak jaringan otak ebawah yang akan
mengakibatkan kematian, karena stasiun atau pusat yang mengatur fungsi vital
seperti pernapasan tidak berfungsi. Namun Allah telah memberikan kemampuan
khusus pada otak untuk menghadapi kedaan seperti itu. Allah memberikan
mekanisme pertahanan berupa kemampuan pembuluh darah otak untuk mengubah volume
dalam tengkorak agar otak tidak terdesak.[8]
Pada saat pembuluh darah menyempit, pembuluh
darah mengecilkan volume darah dalam otak sehingga volume otak diusahakan
mendekati tetap.
Dilihat
dari tinjauan ilmu saraf,terdapat suatu hubungan antara aliran udara pernapasan
keluar yang mengandung CO2 dan proses yang rumit didalam otak
berdasarkan pengamatan, pengalaman empiris, dan studi literatur, disimpulkan
bahwa ada hubungan yang erat antara pelafalan huruf pada bacaan dzikir dan
tampilan klinis(kondisi fisik dan psikis seseorang).
Sering
disaksikan terjadi perubahan yang cukup besar kearah penyembuhan pada
pasien-pasien yang tebiasa berdzikir dengan khusuk dibanding pasien lain yang tidak pernah
berdzikir atau dzikirnya asal-asalan sekalipun keduanya memiliki penyakit yang
sama..
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan oleh Arman Yurisaldi Saleh, terdapat beberapa pasien
yang terbiasa mendzikirkan kalimat tauhid laa ilaha illaah dan kalimat
istigfar ketika mengalami sakit, ternyata proses penyembuhan lebih cepat
dibanding pasien lain yang tidak berdzikir. Kedua kalimat itu di kenal luas
oleh kaum muslimin. Nyaris semua umat Islam mengetahuidan melafaldkannya.
Sebenarnya apa keutamaan kedua kalimat itu sehingga sering didzikirkan oleh
kaum muslimin? Mengapa mereka memilih kedua kalimat itu?
Klaimat pertama mengadung makna pengakuan dan
penegasan kita akan ke esaan Allah dan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
Sementara kalimat kedua mengandung pengakuan akan segala dosa dan kesalahan
kita sehingga kita dengan segenap kerndahan hati, memohon ampunan kepada Allah
SWT atas segala dosa.[9]
Sebagai
seorang dokter dan ilmuwan saraf, Arman selalu berfikir dari sudut pandang ilmu
kedokteran modern. Setelah melakukan
berbagai kajian dan analisis, Arman menemukan adanya hubungan yang jelas antara
pelafalan laa ilaha illaah dan astagfirullaahal’adzim dengan mekanisme otak dan
jaringan saraf ditinjau dari kajian neurokimia(hubungan antara saraf dan zat
kimia di dalam otak).
Namun dzikir itu harus dilafalkan dengan baik
dan benar yaitu sesuai tajwid.
Hubungan antara ilmu tajwid dengan pelepasan
karbondioksida
Berdasarkan pada penjelasan ilmu tajwid,dapat
di uraikan bahwa kalimat laailaha illallaah dan astagfirullah mengandung
rahasia yang luar biasa.
Unusur-unsur aailaha illallah didalamnya ada
huruf jahr yang diulang tujuh kali, yaitu huruf lam, dan didalam astagrifullah
terdapat huruf ghayn,ra dan dua buah huruf lam sehigga ada empat huruf jahr
yang harus dilafalkan dengan keras dan mengakibatkan udara yang keluar dari
paru melalui mulut lebih banyak dibandingkan dengan kalimat dzikir yang lain.
Dengan
demiian, dari kajian olmu tajwid, mendzikirkan kedua kalimat itu akan
mengeluarkan CO2 lebih banyak saat udara keluar dari mulut,.
Pembuluh
darah di otak ketika seseorang melakukan dzikir secara intens dan khusuk seraya
memahami artinya, akan membuat aliran CO2 yang keluar dari
pernapasan terutama ketika melafalkan huruf lam dengan benar. Engucapan kalimat
dzikir ini akan mengakibatkan kadar CO2 di dalam otak secara teratur
menurun jumlahnya. Secara kimiawi, hal ini mengakibatkan diameter dinding
pembuluh darah cenderung mengecil.
Pengecilan
diameter pembuluh darah ini hanya terjadi sesaat, karena keadaan ini akan
menurunkan jumlah aliran darah pada jaringan otak. Tubuh akan menunjukkan kemampuan refleks
kompensasi. Bagaimanakah proses ni terjadi?
Ketika
pembuluh darah di dalam otak mengalami penyempitan,
pasokan darah keotak menurun sehingga otak kekurangan oksigendan glukosa yang
penting untuk otak. Dalam kedaan yang seperti itu tubuh secara otomatis akan
berusaha memenuhi kebutuhan pasokannya. Hanya ada satu upaya praktis yang bisa
dilakukan dalam keadaan seperti itu, yakni memasukkan oksigen
sebanyak-banyaknya kepada otak. Dengan cara itu, tubuh menghirup oksugen
sebanyak-banyaknya ,Sehingga pembuluh darah melebar dan bisa mengantarkan
oksigen ke dalam otak. Mekanisme itu secara otomatis akan meningkatkan volume
aliran darah.
Penurunan
kadar oksigen dan glukosa yang disebabkan oleh turunnya psokan aliran darah
setelah pengecilan pembuluh darah, secara otomatiis akan memunculkan reaksi
tubuh untuk mendapatkan oksigen sebanyak-banyaknya yaitu menguap. Ketika
seseorang menguap, terjadi penyedotan oksigen yang sebagian besar (80%)
disuplai kedalam otak yang relatif kekurangan oksigen. Selanjutnya oksigen dlam
jumlah besar mengalir menuju seluruh bagian otak. Tentu saja, otak telah
mengukur dan menakar oksigen yang dibutuhkannya. Suplai oksigen yang cukup bsar
itu akan merevitaisasi seluruh bagian otak sehingga otak kembali segar.
III.
PENUTUP
Banyak sekali manfaat dari bedzikir bagi manusia entah itu mempengaruhi
sistem kekebalan tubuh dan kekebalan jiwa. Umat muslim sangat dianjurkan untuk
melakukannya. Dengan benar-benar khusuk dan rutin. Itu akan membantu
keistiqomahan kita dalam beribadah kepada Allah. Manfaat dekat dengan Allah dan
sehat jasmani maupun jiwa akan diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad ,Tafsir.zikrullah.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.2013
Arman ,Yurisaldi. Berdzikir untuk Kesehatan Saraf.Jakarta:Zaman.2010
Subandi.Psikologi Dzikir.Yogjakarta: Pustaka Pelajar.2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar